Rekor, Tahun 2013 Hutang Luar Negeri RI Rp 390 Triliun

Hingga April 2013, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 48 triliun menjadi Rp 2.023,72 triliun, dibandingkan posisi akhir 2012 Rp 1.975,42 triliun.

Hutang Indonesia

Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 24% hingga April 2013.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga Maret 2013 mencapai US$ 208,16 miliar, naik dari posisi di akhir 2012 yang mencapai US$ 204,28 miliar.

Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Kamis (16/5/2013).

Utang pemerintah di April 2013 tersebut terdiri dari pinjaman Rp 581,49 triliun, menurun dibanding akhir 2012 Rp 614,32 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.442,23 triliun, atau naik dibanding 2012 sebesar Rp 1.361,1 triliun.

Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 8.241,9 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga akhir Maret 2013 sebesar 24%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga April 2013 adalah:

Bilateral: Rp 329,46 triliun
Multilateral: Rp 225,43 triliun
Komersial: 24,43 triliun
Supplier: Rp 340 miliar
Pinjaman dalam negeri: Rp 1,82 triliun

Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:

Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
April 2013: Rp 2.023,72 triliun (24%)

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bakal mengurangi proyek-proyek yang menggunakan utang luar negeri.

Pemerintah berencana menambah utang baru Rp 390 triliun untuk membiayai APBN tahun ini. Penambahan utang terbesar sepanjang sejarah tersebut akibat dari pembayaran subsidi BBM yang terus meningkat.

Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar saat jeda rapat pemerintah dengan Badan Anggaran DPR dalam pembahasan APBN-P 2013 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

"Iya begini kan dengan adanya subsidi yang dikurangi yang dibatasi ini memang defisitnya masih tinggi. Sehingga perlu ada tambahan pengeluaran utang Rp 60 triliun ekstra, di luar dari yang sudah disepakati dari APBN-P 2013," ungkapnya.

Subsidi BBM bertambah Rp 16,1 triliun tahun ini, dari yang awalnya Rp 193,8 triliun menjadi Rp 209,9 triliun. Secara keseluruhan subsidi energi menjadi Rp 358,2 triliun.

"Jadi kan itu karena defisit yang bertambah menjadi 2,48%, karena banyak untuk bayar subsidi BBM. Yang Rp 300 triliun kan untuk subsidi kan," jawabnya.

Mahendra menuturkan, dari segi kemampuan fiskal, negara dapat membayar utang secara berkelanjutan. Namun, yang menjadi masalah adalah penggunaan utang tidak produktif, yaitu dengan membayar subsidi.

"Kalau untuk kemampuan membayar kembali masih sehat tapi dari segi penggunaan cuma untuk membayar subsidi itu yang nggak bagus. Itu yang harus dikurangi dan terus dikurangi kedepannya. Bukan hanya sekali ini," jelasnya.

Meski pemerintah sudah merencanakan untuk kenaikan harga BBM, namun penambahan utang tetap akan terus terjadi. "Iya betul. Masa kita mengutang baru hanya untuk bayar-bayar subsidi seperti itu. Itu nggak produktif sama sekali Selama masih ada defisit, kita masih menambah utang," sebutnya.

Sumber "http://www.kaskus.co.id/thread/51add3b97b1243c726000004"


Kodokoala: Berita

Berlangganan Artikel Melalui Email Gratis:

0 Komentar untuk "Rekor, Tahun 2013 Hutang Luar Negeri RI Rp 390 Triliun"

Posting Komentar

Perhatian!
Silahkan beri komentar Anda dengan sopan tanpa menyinggung agama atau ras tertentu.

Jika ingin menyertakan tautan/link menuju situs web tertentu, harap komentar yang berhubungan dengan topik agar komentar Anda bisa kami publikasikan. Terima kasih.